Kekacauan Kerajaan Inggris dalam Ramalan Nostradamus: Pangeran Harry Bakal Jadi Raja pada Tahun 2024 Ini?

Kerajaan Inggris Raya mengalami sedikit kekacauan setelah Raja Charles III didiagnosis mengidap kanker, sementara keluarga Putra Mahkota, Pangeran William, mengalami situasi rumit. Peramal Prancis dari abad ke-16, Michel de Nostredame atau Nostradamus, pernah memprediksi bakal terjadi ‘kejutan’ di tengah situasi tersebut.

Raja Charles III didiagnosis mengidap suatu jenis kanker pada 5 Februari 2024. Penguasa berusia 75 tahun tersebut harus menunda tugas-tugas publik selama menjalani perawatan. Menurut laporan Metro Inggrisdi tengah situasi ini, prediksi peramal Prancis abad ke-16, Nostradamus, mengemuka menjadi isu publik. Nostradmus pernah memprediksi kekacauan Kerajaan Inggris—yang barangkali situasi tersebut sedang berlangsung sekarang ini—dengan sangat rinci sejak 447 tahun lalu.

Empat abad lalu Sang Peramal memprediksi bahwa masa pemerintahan Raja Charles bakal berlangsung singkat. Dia segera turun takhta. Situasi ini membuka jalan bagi putra kedua, Pangeran Harry, untuk menjadi raja.

Kok Harry? Kenapa bukan Pangeran William, sang Putra Mahkota?

Barangkali karena saat ini William sedang dibelit “masalah pribadi” yang belum terungkap ke publik. Masalah tersebut membuatnya tidak sempat memikirkan negara. Barangkali, salah satu sebabnya adalah karena istrinya, Kate Middleton, sempat ‘menghilang’ selama dua bulan dan dikabarkan mengidap kanker sehingga harus menjalani operasi perut.

Terkait isu yang bakal naik tahta adalah Pangeran Harry, perihal ini mengacu pada tulisan Mario Reading (1953 – 2017), dalam buku tafsir ulang ramalan Nostradamus berjudul buku Nostradamus: The Complete Prophesies for the Future, yang diterjemahkan oleh Penerbit Imania dalam Nostradamus: Ramalan Yang Mengguncang Dunia Edisi Revisi (2022).

Dalam buku tersebut Reading menulis, ketika Kerajaan Inggris mengalami ‘gonjang-ganjing’, “seorang pria yang tidak pernah berharap untuk menjadi raja naik takhta.”

Ramalan tersebut, sebagaimana laporan Metro Inggris, menimbulkan klaim mengejutkan: bahwa yang dimaksud “pria yang tak pernah berharap untuk menjadi raja” itu kemungkinan merujuk pada Pangeran Harry.

Melansir laporan Daily Star, ramalan bahwa Pengeran Harry kemungkinan bakal menjadi penerus kerajaan itu kemungkinan akurat, mengingat Reading—yang mengutip Nostradamus—pernah memprediksi tahun kematian Ratu Elizabeth II secara tepat.

Sebagai informasi, dalam bukunya, Reading menulis bahwa pembukaan kekacauan di Kerajaan Inggris bermula setelah Ratu Elizabeth II meninggal, sekitar tahun 2022, pada usia sekitar sembilan puluh enam tahun—lima tahun lebih pendek dari umur ibunya.

Dan ramalan itu terbukti akurat. Sang Ratu dinyatakan meninggal dunia pada 8 September 2022.

Kematian tersebut, tulis Reading, membuka peluang bagi Pangeran Charles untuk naik tahta, menjadi Raja Charles III. Sementara itu, peristiwa naiknya Charles menjadi Raja Inggris—sebagaimana ditulis Reading—menyebabkan sebagian besar Persemakmuran Inggris Raya memisahkan diri, hingga wilayah kekuasaannya terbatas pada Kepulauan Inggris saja

“Pangeran Charles akan berusia tujuh puluh empat tahun pada tahun 2022, ketika ia mengambil alih tahta. Namun, kebencian sebagian penduduk Inggris terhadapnya, setelah perceraiannya dengan Diana, Putri Wales, masih tetap ada,” demikian klaim Reading dalam bukunya.

Dia kemudian berspekulasi, mengingat usia Raja Charles yang sangat tua, tekanan tersebut bakal memaksanya turun tahta demi kepentingan Pangeran William, sang putra sulung. Namun dalam revisi kedua bukunya, Reading membuat klaim yang lebih dramatis.

Reading melakukan revisi setelah melihat kembali kalimat Nostradamus tentang “seorang pria akan menggantikan dia yang tidak pernah berharap menjadi raja”.

“Apakah itu berarti Pangeran William, yang diharapkan untuk menggantikan ayahnya, tidak lagi ada dalam daftar ini?” Reading pun bertanya dalam bukunya.

Reading kemudian menulis bahwa, jika William tidak dapat mengambilalih kerajaan karena alasan tertentu—misalnya karena terbebani “masalah pribadi”, sebagaimana yang akhir-akhir ini sedang dihadapinya—maka Pangeran Harry secara default menjadi raja menggantikannya. Jika benar itu yang terjadi, maka Harry—yang baru berusia 38 tahun—akan menjadi Raja Henry IX.

Pangeran Harry bisa dikatakan memang tidak punya tanda-tanda bakal menjadi raja. Pasalnya, sesuai adat kerajaan, yang bakal menggantikan raja atau ratu yang mangkat adalah putra tertua—dan itu adalah Pengeran William.

Pangeran Harry sendiri saat ini tinggal di California, Amerika Serikat, bersama istrinya, aktris Meghan Markle dan anak-anak mereka—memisahkan diri dari keluarganya di Kerajaan Inggris.

Harry dikabarkan berselisih dengan keluarganya sejak dia memutuskan berhenti dari kehidupan kerajaan pada Januari 2020 lalu. Dia juga melontarkan rentetan kritik terhadap keluarga Kerajaan Inggris dalam otobiografi terlarisnya, Spare.

Pengamat kerajaan mengatakan, kendati kesehatan Charles yang memburuk mungkin bisa menjadi katalisator bagi pemulihan hubungan ayah dan anak antara Raja Charles III dan Pangeran Harry, namun upaya pemulihan relasi itu dinilai bakal sulit.

Keluarga Kerajaan Inggris sendiri sempat heboh setelah Pangeran Harry menanggalkan status sebagai anggota senior keluarga kerajaan pada Januari 2020. Sejak itu, sebagaimana ditulis oleh penulis Omid Scobie dalam buku Endgame, pertentangan dan konflik terjadi di antara Harry dan keluarganya, hanya saja jarang yang terungkap di hadapan publik.

Di tengah situasi konflik inilah Raja Charles didiagnosis mengidap kanker. Sebagaimana tafsir Mario Reading terhadap ramalan Nostradamus, barangkali kondisi inilah yang bakal menyebabkan dia turun tahta.

Jika pun Charles benar-benar lengser setelah kekuasaannya yang singkat, tongkat kerajaan semestinya berlanjut kepada Pangeran William. Namun, untuk saat ini, sepertinya William juga sedang ribet dengan urusan pribadinya.

Istri William, Kate Middleton, harus menjalani serentetan operasi dan terapi penyembuhan kanker. Pada 4 Maret 2024, Kate muncul di tempat publik untuk pertama kali setelah ‘menghilang’ selama berbulan-bulan untuk menjalani operasi perut pada Januari.

Karena itulah Kate memutuskan mundur dari tugas kerajaan untuk memulihkan diri seusai menjalani operasi.

Kate sendiri tidak terlihat di hadapan publik selama lebih dari dua bulan. Ibu dari Pangeran George (10), Putri Charlotte (8), dan Pangeran Louis (5) itu terakhir terlihat saat menghadiri acara Natal di gereja bersama keluarga kerajaan, kurang dari sebulan sebelum dirawat di rumah sakit setelah menjalani operasi perut pada 16 Januari.

“Operasi berjalan sukses dan dia diperkirakan tetap berada di rumah sakit selama 10 hingga 14 hari sebelum kembali ke rumah untuk melanjutkan pemulihan,” demikian pernyataan Istana Kensington pada saat itu.

Menurut pernyataan Istana, berdasarkan saran medis, Kate kemungkinan belum bisa kembali menjalankan tugas publik sampai setelah Paskah.

Istana menyampaikan pernyataan tentang kondisi Kate pada Februari, setelah Pangeran William membatalkan rencana menghadiri acara peringatan untuk ayah baptisnya, Raja Konstantinus II dari Yunani, karena “masalah pribadi.”

“Istana Kensington telah menjelaskan pada Januari tentang jadwal pemulihan sang putri, dan kami hanya akan memberikan kabar terbaru yang signifikan,“ kata juru bicara Kate, dikutip dari E! News pada 29 Februari.

Maka, seandainya Raja Charles III lengser dalam waktu dekat, sementara William masih repot dengan “urusan pribadinya” sehingga tidak sempat memikirkan urusan kerajaan, sedangkan Kate Middleton juga belum siap kembali mengerjakan tugas-tugas kerajaan, siapa lagi yang bisa menggantikan Charles selain Harry?

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fourteen + seventeen =