Description
Frithjof Schuon dalam The Transcendent Unity of Religions melakukan pendekatan ontologis terhadap Tuhan yang ia sebut dengan “Kebenaran” (Truth), sehingga terkesan berusaha keras mengangkat “sekat-sekat” teologis yang memang ekslusif dari ranah tasawuf. Ignaz Goldziher yang menilai bahwa tokoh-tokoh sufi seperti Ibn Arabi dan Jalaluddin Rumi telah melampaui dan menembus batas-batas teologis yang kaku. Azyumardi Azra berpandangan bahwa Sufi Nusantara seperti Abdussomad Al-Palimbani telah “mendamaikan” syariat dengan tasawuf, yang dalam konteks ini adalah mistisme filosofis Ibn Arabi dan tasawuf al-Ghazali, di mana pandangan ini menunjukkan indikasi kontradiktif antara tasawuf filosofis dengan teologi yang menjadi penekanan tasawuf al-Ghazālī. Benarkah ini semua? Apakah tasawuf terpisah dari nilai-nilai teologis sebagaimana tesis ‘nekad’ seorang Nicholson, seorang Orientalis Inggris? Apakah benar bahwa teologi malah dijadikan pijakan pertama dan kontrol teologis dalam mencapai kesuksesan latihan spiritual?
Melalui buku ini, Buya Dr. Arrazy Hasyim mencoba menjernihkan semua ‘ketidakjernihan’ di atas.
Reviews
There are no reviews yet.