“Siapa sih Ki Hadjar Dewantara? Ngapain aja hidupnya? Susah bener dah dicariin.”
Semasa kalian duduk di bangku sekolah, kalian sadar gak sih kalo sebenernya banyak tokoh-tokoh sejarah yang di buku paket yang namanya asal dimasukkin, tapi kajian informasi tentang kehidupannya belom jelas banget. Sejarah SMA hanya berpusat seputar Pra-Kemerdekaan dan Pasca- kemerdekaan. Ya, kelas satu tentang manusia purvakala. Tapi ituloh, kalo dipikir-pikir lagi ternyata buku sejarah SMA tuh kentara banget penokohannya untuk beberapa pahlawan, terutama seputar 2x24jam proses Kemerdekaan Indonesia, sementara ada juga beberapa tokoh lain yang dihadirkan di buku sejarah itu kurang jelas informasi dan tindak-tanduknya. Contoh sih, waktu SMA gue pernah liat foto Tan Malaka di buku sejarah. Tapi tulisannya cuman, ‘beliau adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia’. Gak jelas ngapain hidupnya. Itu sih sama aja ngasih informasi macam, ‘ini adalah Nur Fakhri, beliau adalah anak dari Bu Siti yang tinggal di samping pengkolan.’
Emang sih informasi seputar sosok Soewardi Soerdjodiningrat cukup banyak dijelaskan bersama peran-perannya semasa pra Kemerdekaan. Tapi sebelumnya dia ngapain sih? Taman siswa itu sekolah macam apasih? Abis kemerdekaan dia ngapain lagi sih? Nah, informasi macam itu yang kemarin gue coba cari. Dan beruntungnya gue menemukan novel ini, Ki Hadjar : Sebuah Memoar karya Haidar Mustafa, yang cukup mampu membawa gue pada penggambaran sosok Bapak Pendidikan Indonesia semasa hidupnya. Cukup sulit soalnya menemukan literatur-literatur lanjutan tentang Bapak Kita satu ini, yang semasa hidupnya telah melahirkan buah-buah pemikiran yang progresif buat Pendidikan Indonesia (mungkin terlalusegmented), dan parahnya, di gramed justru lagi banyak banget buku-buku seputar Montessori, yang dimana justru KHD (singkatan: Ki Hadjar Dewantara) telah cukup banyak ‘menasionalisasikan’ buah-buah pikir dr. Montessori. Gak adil aja kayaknya. Apasih. Nah, novel yang bergenre novel memoar ini cukup untuk mengisi kekosongan hati yang selama ini gue rasa.
Tebel. Isinya cukup informatif. Dengan sangat jelas Haidar Musyafa menceritakan perihal KHD semasa kecil hingga ada hal-hal cukup detail yang digambarkan didalam buku, semisal kegalauan KHD nyari kerjaan, cukup membentuk karakter KHD yang begitu nasionalis tapi tetep sayang papah-mamah. Adalagi perihal kegagalan KHD kuliah kedokteran di STOVIA, yang sebenernya kalo mau ditarik ke zaman sekarang, doi itu kayak anak-anak organisasi mahasiswa yang loyal dan berapi-api, kalo beliau hidup di jaman sekarang mungkin doi bakal demo mulu. Tapi di novel ini berasa banget kentalnya kemahasiswaan jaman dulu yang menempuh jalan-jalan yang terlihat cukup akademis buat anak kuliah, macam gelar kongres, bikin surat kabar, dan lain-lain.
Dalam buku ini juga dijelaskan secara detail tentang proses KHD memutuskan untuk menempuh jalur pendidikan sebagai jalan menuju kemerdekaan, intrik-intrik dalam Taman Siswa, hingga kita juga diberikan informasi tentang kehidupan beliau pasca-kemerdekaan. Cukup membuat gue puas dan jadi-tahu-banyak tentang kehidupan doi. Sekali lagi.
Beberapa hal yang jadi catatan buat gue adalah seperti alur cerita yang sangat mudah tertebak, teknik penggunaan bahasa yang minim ‘kemewahan’, hingga penggambaran latar dan penokohan yang terkesan terburu-buru dan standar. Mungkin penulis lebih memilih untuk mengirimkan informasi-informasi yang mereka gali kepada pembaca ketimbang memenuhi segi estetis dalam sebuah karya novel. Mengingat ada banyak juga karya-karya lain yang penulis buat dalam beberapa tahun ini, seperti Buya Hamka, dan tokoh-tokoh sejarah lainnya. Mungkin produktivitas lebih menjadi pilihan buat penulis ketimbang masuk terlalu dalam di proses menulis.
Secara keseluruhan, novel karangan Haidar Musyafa ini mampu menggambarkan jalan hidup Bapak Pendidikan Indonesia kedalam satu buku. Walaupun penulis sendiri mengakui bahwa penelitian yang ia lakukan bukan riset murni sejarah, tetapi data-data yang penulis kumpulkan mampu disajikan dengan baik, rapi dan telah melahirkan sebuah karya yang informatif.
Sumber :http://jondeyuhu.blogspot.com/2018/06/siapa-sih-ki-hadjardewantara-ngapain.html?m=1